Minggu, 03 November 2024

ETIKA PROFESI - TUGAS STUDY CASUS

ETIKA PROFESI

 

STUDY KASUS : Kasus Facebook-Cambridge Analytica.

Merupakan salah satu kasus isu etika di bidang industri TI yang sempat gencar, kasus ini terkait dengan isu privasi data, penggunaan data tanpa izin dan memanipulasi informasi.

ANALISIS ISU ETIKA

·       Latar Belakang :

Cambridge Analytica adalah perusahaan analitik data politik yang bekerja sama dengan Facebook untuk mengumpulkan informasi pengguna dalam jumlah besar. Pada 2014, Cambridge Analytica mendapatkan akses ke data pribadi pengguna Facebook melalui aplikasi kuis yang dibuat oleh peneliti bernama Aleksandr Kogan. Aplikasi ini awalnya bertujuan untuk penelitian akademis, tetapi data yang diperoleh juga digunakan oleh Cambridge Analytica untuk keperluan komersial.

·       Berikut Kronologi singkat atas kejadian ini :

Aplikasi kuis yang dibuat oleh Kogan mengumpulkan informasi pengguna yang mengunduh aplikasi tersebut. Namun, aplikasi ini juga secara otomatis mengakses data dari pengguna tanpa izin mereka. Hal ini menyebabkan Cambridge Analytica memiliki akses ke data puluhan juta pengguna. Lalu Data yang dikumpulkan digunakan oleh Cambridge Analytica untuk membuat profil psikografis pengguna Facebook dengan tujuan membantu kampanye politik. Profil-profil ini diduga digunakan untuk mengirim iklan politik yang ditargetkan, bertujuan untuk mempengaruhi pilihan politik pengguna dalam pemilu, seperti pemilu presiden AS 2016 dan referendum Brexit. Akhirnya Pada 2018, seorang mantan karyawan Cambridge Analytica membocorkan informasi terkait penggunaan data ini kepada media. Informasi ini mengungkapkan bahwa data pengguna telah digunakan tanpa izin dan disalahgunakan untuk mempengaruhi preferensi politik mereka.

·       Tindakan atau Keputusan yang diambil :

Facebook mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan data, termasuk perubahan pada kebijakan pengumpulan data pihak ketiga. Selain itu, perusahaan harus membayar denda besar kepada pemerintah AS dan Eropa. CEO Facebook, Mark Zuckerberg, bahkan dipanggil untuk memberikan kesaksian di hadapan Kongres AS terkait kasus ini.

·       Dampak terhadap user Facebook :

Kasus ini memunculkan banyak pertanyaan etis mengenai privasi data dan kepercayaan. Pengguna Facebook merasa dikhianati karena data mereka diambil dan digunakan tanpa persetujuan yang jelas. Facebook pun dituduh gagal melindungi privasi data penggunanya dan telah menghadapi beberapa tuntutan hukum serta penyelidikan di berbagai negara.

·       Prinsip prinsip yang dilanggar :

1) Prinsip Privasi dan Persetujuan

Pihak Yang Dirugikan : Pengguna Facebook yang datanya diambil tanpa izin, termasuk mereka yang tidak mengunduh aplikasi namun tetap datanya terekspos karena hubungan pertemanan.

 

2) Prinsip Tanggung Jawab

Pihak Yang Dirugikan: Selain pengguna Facebook, pemerintah dan badan pengawas data (misalnya, Komisi Perdagangan Federal AS) juga dirugikan karena harus menangani pelanggaran dan investigasi yang memakan waktu dan biaya besar.

3) Prinsip Integritas dan Kejujuran

Pihak Yang Dirugikan: Masyarakat yang merasa dikhianati karena pelanggaran kepercayaan dari platform yang mereka gunakan.

4) Prinsip Keterbukaan dan Transparansi

Pihak Yang Dirugikan: Publik dan pengguna Facebook yang tidak mengetahui bahwa data mereka sedang digunakan untuk tujuan politik yang mengarah pada manipulasi opini.

PENERAPAN PRINSIP ETIKA BISNIS

·       Penerapan Prinsip Etika Yang Relevan :

1) Kejujuran

Facebook dan Cambridge Analytica tidak jujur dalam hal bagaimana data pengguna dikumpulkan, disimpan, dan digunakan. Pengguna tidak diberitahu bahwa data mereka bisa dimanfaatkan untuk analisis psikografis yang diarahkan ke kampanye politik. Hal ini menyebabkan pengguna percaya bahwa data mereka lebih terlindungi daripada yang sebenarnya.

2) Integritas

Integritas Facebook dipertanyakan karena mereka tidak menjaga standar etika yang tinggi dalam mengelola data pengguna. Ketika pelanggaran terungkap, Facebook lambat menanggapi, yang semakin merusak persepsi publik terhadap komitmen mereka untuk menjaga keamanan data pengguna.

3) Transparansi

acebook tidak transparan mengenai praktik pengumpulan data dan penggunaan data oleh aplikasi pihak ketiga seperti Cambridge Analytica. Pengguna tidak diberi kesempatan untuk memahami sepenuhnya bagaimana data mereka akan digunakan atau bagaimana akses yang diberikan kepada aplikasi pihak ketiga dapat berdampak pada privasi mereka.

4) Tanggung Jawab Sosial

Facebook gagal memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan tidak melindungi data penggunanya. Alih-alih memastikan bahwa data pengguna aman dan hanya digunakan untuk keperluan yang etis, Facebook membiarkan pihak ketiga menggunakan data tersebut untuk tujuan manipulatif dalam kampanye politik. Hal ini berdampak luas pada masyarakat, menimbulkan ketidakpercayaan terhadap perusahaan teknologi, dan menciptakan kekhawatiran atas praktik privasi di dunia digital.

·       Langkah-langkah untuk memperbaiki situasi dari perspektif etika.

setelah kasus Facebook-Cambridge Analytica, Facebook mengambil beberapa langkah penting dari perspektif etika untuk memulihkan kepercayaan publik dan meningkatkan keamanan data. Berikut adalah langkah-langkah utama yang diambil:

1. Membatasi Akses Data oleh Aplikasi Pihak Ketiga

Langkah ini meningkatkan privasi pengguna dan mengurangi risiko penyalahgunaan data. Ini adalah bentuk tanggung jawab untuk memastikan bahwa akses ke data pengguna hanya diberikan jika diperlukan dan setelah persetujuan jelas.

2. Menerapkan Kebijakan Privasi yang Lebih Ketat

Kebijakan privasi yang lebih jelas dan transparan ini adalah langkah menuju kejujuran dan transparansi, yang memungkinkan pengguna untuk lebih memahami risiko privasi mereka dan mengontrol penggunaan data mereka.

3. Memperkenalkan Alat untuk Memeriksa Privasi (Privacy Checkup Tools)

Langkah ini memberi pengguna kekuatan untuk mengendalikan data mereka dan menunjukkan komitmen Facebook terhadap integritas dan tanggung jawab sosial dalam melindungi privasi pengguna.

4. Meningkatkan Pengawasan dan Keamanan Data

Memperkuat keamanan data merupakan bentuk tanggung jawab yang penting untuk melindungi kepentingan pengguna dan masyarakat. Langkah ini juga menunjukkan kesungguhan Facebook dalam menjaga kepercayaan pengguna.

5. Menyampaikan Permintaan Maaf dan Komitmen untuk Perbaikan

Permintaan maaf publik adalah bentuk akuntabilitas, yang menunjukkan bahwa perusahaan mengakui kesalahan dan berkomitmen untuk memperbaikinya. Ini merupakan bagian dari kejujuran dan tanggung jawab sosial yang dibutuhkan untuk memulihkan kepercayaan publik.

DAMPAK JANGKA PANJANG

Kasus Facebook-Cambridge Analytica berdampak jangka panjang terhadap reputasi Facebook, kepercayaan pengguna, dan industri teknologi secara keseluruhan. Reputasi Facebook mengalami penurunan karena dianggap gagal melindungi privasi pengguna, yang mengakibatkan meningkatnya skeptisisme dari publik dan pemerintah. Kepercayaan pengguna terhadap platform ini merosot, dengan banyak pengguna membatasi aktivitas atau beralih ke platform yang dinilai lebih aman dan transparan terkait pengelolaan data. Dalam industri teknologi, kasus ini memicu pengawasan regulasi yang lebih ketat, seperti GDPR di Uni Eropa dan CCPA di California, yang mengharuskan perusahaan teknologi mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk mematuhi aturan privasi.Dampaknya, perusahaan lain di industri teknologi harus meningkatkan standar keamanan data untuk memenuhi ekspektasi baru terkait etika dan tanggung jawab sosial, menghindari krisis serupa. Kasus ini juga menciptakan preseden yang mendorong seluruh industri teknologi untuk lebih fokus pada privasi dan perlindungan data, menjadikan keamanan pengguna sebagai prioritas utama di tengah ekspektasi etis yang meningkat dari publik.

Tindakan yang diambil Facebook dalam kasus Cambridge Analytica, seperti meminta maaf, meningkatkan transparansi, memperbaiki kebijakan privasi, dan membatasi akses aplikasi pihak ketiga, memang menunjukkan keseriusan perusahaan dalam mengatasi masalah ini. Namun, langkah-langkah tersebut masih dianggap belum cukup untuk sepenuhnya memulihkan kepercayaan publik. Sejak kasus ini, Facebook terus menghadapi sorotan dan pengawasan ketat, yang menunjukkan bahwa publik dan pemerintah masih belum sepenuhnya percaya pada upaya yang dilakukan

REKOMENDASI PERBAIKAN

Untuk mencegah terulangnya skandal seperti Cambridge Analytica, Facebook perlu melakukan sejumlah langkah signifikan. Pertama, transparansi mengenai penggunaan data pengguna harus ditingkatkan dengan memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami. Kedua, pengguna harus diberikan kendali yang lebih besar atas data pribadi mereka, seperti opsi untuk mengatur secara detail siapa yang dapat mengakses data tersebut. Ketiga, keamanan data perlu diperkuat dengan enkripsi yang lebih baik dan sistem deteksi ancaman yang lebih canggih.

Selain itu, Facebook harus lebih selektif dalam memilih mitra bisnis dan melakukan verifikasi yang ketat terhadap aplikasi pihak ketiga. Edukasi pengguna tentang pentingnya privasi data juga menjadi kunci. Terakhir, Facebook perlu memastikan bahwa semua praktik bisnisnya sesuai dengan peraturan perlindungan data yang berlaku dan membangun budaya perusahaan yang mengutamakan privasi data. Yang pada intinya Facebook harus menjadikan privasi data sebagai prioritas utama dan bekerja sama dengan semua pihak untuk membangun kepercayaan pengguna kembali.

 

 

 

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ETIKA PROFESI - Syarat-syarat dan Keahlian yang Harus Dimiliki Untuk Terjun Sebagai Ahli IT Forensic

  Apa Itu Forensik ?      Suatu proses ilmiah dalam mengumpulkan, menganalisa, dan menghadirkan berbagai bukti dalam sidang pengadilan terka...