ETIKA PROFESI
STUDY KASUS : Kasus Facebook-Cambridge Analytica.
Merupakan salah satu kasus isu etika di bidang industri TI
yang sempat gencar, kasus ini terkait dengan isu
privasi data, penggunaan data tanpa izin dan memanipulasi informasi.
ANALISIS ISU ETIKA
·
Latar Belakang :
Cambridge Analytica adalah perusahaan analitik data politik
yang bekerja sama dengan Facebook untuk mengumpulkan informasi pengguna dalam
jumlah besar. Pada 2014, Cambridge Analytica mendapatkan akses ke data pribadi
pengguna Facebook melalui aplikasi kuis yang dibuat oleh peneliti bernama
Aleksandr Kogan. Aplikasi ini awalnya bertujuan untuk penelitian akademis,
tetapi data yang diperoleh juga digunakan oleh Cambridge Analytica untuk
keperluan komersial.
·
Berikut Kronologi singkat atas kejadian ini :
Aplikasi kuis yang dibuat oleh Kogan mengumpulkan informasi
pengguna yang mengunduh aplikasi tersebut. Namun, aplikasi ini juga secara
otomatis mengakses data dari pengguna tanpa izin mereka. Hal ini menyebabkan
Cambridge Analytica memiliki akses ke data puluhan juta pengguna. Lalu Data
yang dikumpulkan digunakan oleh Cambridge Analytica untuk membuat profil
psikografis pengguna Facebook dengan tujuan membantu kampanye politik.
Profil-profil ini diduga digunakan untuk mengirim iklan politik yang
ditargetkan, bertujuan untuk mempengaruhi pilihan politik pengguna dalam
pemilu, seperti pemilu presiden AS 2016 dan referendum Brexit. Akhirnya Pada
2018, seorang mantan karyawan Cambridge Analytica membocorkan informasi terkait
penggunaan data ini kepada media. Informasi ini mengungkapkan bahwa data
pengguna telah digunakan tanpa izin dan disalahgunakan untuk mempengaruhi
preferensi politik mereka.
·
Tindakan atau Keputusan yang diambil :
Facebook mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan
keamanan data, termasuk perubahan pada kebijakan pengumpulan data pihak ketiga.
Selain itu, perusahaan harus membayar denda besar kepada pemerintah AS dan
Eropa. CEO Facebook, Mark Zuckerberg, bahkan dipanggil untuk memberikan
kesaksian di hadapan Kongres AS terkait kasus ini.
·
Dampak terhadap user Facebook :
Kasus ini memunculkan banyak pertanyaan etis mengenai privasi data dan kepercayaan. Pengguna Facebook merasa dikhianati karena data mereka diambil dan digunakan tanpa persetujuan yang jelas. Facebook pun dituduh gagal melindungi privasi data penggunanya dan telah menghadapi beberapa tuntutan hukum serta penyelidikan di berbagai negara.
·
Prinsip prinsip yang dilanggar :
1) Prinsip Privasi dan Persetujuan
Pihak Yang Dirugikan : Pengguna Facebook yang datanya
diambil tanpa izin, termasuk mereka yang tidak mengunduh aplikasi namun tetap
datanya terekspos karena hubungan pertemanan.
2) Prinsip Tanggung Jawab
Pihak Yang Dirugikan: Selain pengguna Facebook, pemerintah
dan badan pengawas data (misalnya, Komisi Perdagangan Federal AS) juga
dirugikan karena harus menangani pelanggaran dan investigasi yang memakan waktu
dan biaya besar.
3) Prinsip Integritas dan Kejujuran
Pihak Yang Dirugikan: Masyarakat yang merasa
dikhianati karena pelanggaran kepercayaan dari platform yang mereka gunakan.
4) Prinsip Keterbukaan dan Transparansi
Pihak Yang Dirugikan: Publik dan pengguna Facebook yang
tidak mengetahui bahwa data mereka sedang digunakan untuk tujuan politik yang
mengarah pada manipulasi opini.
PENERAPAN PRINSIP ETIKA BISNIS
·
Penerapan Prinsip Etika Yang Relevan :
1) Kejujuran
Facebook dan Cambridge Analytica tidak jujur dalam hal
bagaimana data pengguna dikumpulkan, disimpan, dan digunakan. Pengguna tidak
diberitahu bahwa data mereka bisa dimanfaatkan untuk analisis psikografis yang
diarahkan ke kampanye politik. Hal ini menyebabkan pengguna percaya bahwa data
mereka lebih terlindungi daripada yang sebenarnya.
2) Integritas
Integritas Facebook dipertanyakan karena mereka tidak
menjaga standar etika yang tinggi dalam mengelola data pengguna. Ketika
pelanggaran terungkap, Facebook lambat menanggapi, yang semakin merusak
persepsi publik terhadap komitmen mereka untuk menjaga keamanan data pengguna.
3) Transparansi
acebook tidak transparan mengenai praktik pengumpulan data
dan penggunaan data oleh aplikasi pihak ketiga seperti Cambridge Analytica.
Pengguna tidak diberi kesempatan untuk memahami sepenuhnya bagaimana data
mereka akan digunakan atau bagaimana akses yang diberikan kepada aplikasi pihak
ketiga dapat berdampak pada privasi mereka.
4) Tanggung Jawab Sosial
Facebook gagal memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan
tidak melindungi data penggunanya. Alih-alih memastikan bahwa data pengguna
aman dan hanya digunakan untuk keperluan yang etis, Facebook membiarkan pihak
ketiga menggunakan data tersebut untuk tujuan manipulatif dalam kampanye
politik. Hal ini berdampak luas pada masyarakat, menimbulkan ketidakpercayaan
terhadap perusahaan teknologi, dan menciptakan kekhawatiran atas praktik
privasi di dunia digital.
·
Langkah-langkah untuk memperbaiki situasi dari
perspektif etika.
setelah kasus Facebook-Cambridge Analytica, Facebook
mengambil beberapa langkah penting dari perspektif etika untuk memulihkan
kepercayaan publik dan meningkatkan keamanan data. Berikut adalah
langkah-langkah utama yang diambil:
1. Membatasi Akses Data oleh Aplikasi Pihak Ketiga
Langkah ini meningkatkan privasi pengguna dan mengurangi
risiko penyalahgunaan data. Ini adalah bentuk tanggung jawab untuk memastikan
bahwa akses ke data pengguna hanya diberikan jika diperlukan dan setelah
persetujuan jelas.
2. Menerapkan Kebijakan Privasi yang Lebih Ketat
Kebijakan privasi yang lebih jelas dan transparan ini adalah
langkah menuju kejujuran dan transparansi, yang memungkinkan pengguna untuk
lebih memahami risiko privasi mereka dan mengontrol penggunaan data mereka.
3. Memperkenalkan Alat untuk Memeriksa Privasi (Privacy
Checkup Tools)
Langkah ini memberi pengguna kekuatan untuk mengendalikan
data mereka dan menunjukkan komitmen Facebook terhadap integritas dan tanggung
jawab sosial dalam melindungi privasi pengguna.
4. Meningkatkan Pengawasan dan Keamanan Data
Memperkuat keamanan data merupakan bentuk tanggung jawab
yang penting untuk melindungi kepentingan pengguna dan masyarakat. Langkah ini
juga menunjukkan kesungguhan Facebook dalam menjaga kepercayaan pengguna.
5. Menyampaikan Permintaan Maaf dan Komitmen untuk Perbaikan
Permintaan maaf publik adalah bentuk akuntabilitas, yang
menunjukkan bahwa perusahaan mengakui kesalahan dan berkomitmen untuk
memperbaikinya. Ini merupakan bagian dari kejujuran dan tanggung jawab sosial
yang dibutuhkan untuk memulihkan kepercayaan publik.
DAMPAK JANGKA PANJANG
Kasus Facebook-Cambridge
Analytica berdampak jangka panjang terhadap reputasi Facebook, kepercayaan
pengguna, dan industri teknologi secara keseluruhan. Reputasi Facebook
mengalami penurunan karena dianggap gagal melindungi privasi pengguna, yang
mengakibatkan meningkatnya skeptisisme dari publik dan pemerintah. Kepercayaan
pengguna terhadap platform ini merosot, dengan banyak pengguna membatasi
aktivitas atau beralih ke platform yang dinilai lebih aman dan transparan
terkait pengelolaan data. Dalam industri teknologi, kasus ini memicu pengawasan
regulasi yang lebih ketat, seperti GDPR di Uni Eropa dan CCPA di California,
yang mengharuskan perusahaan teknologi mengalokasikan lebih banyak anggaran
untuk mematuhi aturan privasi.Dampaknya, perusahaan lain di industri teknologi
harus meningkatkan standar keamanan data untuk memenuhi ekspektasi baru terkait
etika dan tanggung jawab sosial, menghindari krisis serupa. Kasus ini juga
menciptakan preseden yang mendorong seluruh industri teknologi untuk lebih
fokus pada privasi dan perlindungan data, menjadikan keamanan pengguna sebagai
prioritas utama di tengah ekspektasi etis yang meningkat dari publik.
Tindakan yang diambil Facebook
dalam kasus Cambridge Analytica, seperti meminta maaf, meningkatkan
transparansi, memperbaiki kebijakan privasi, dan membatasi akses aplikasi pihak
ketiga, memang menunjukkan keseriusan perusahaan dalam mengatasi masalah ini.
Namun, langkah-langkah tersebut masih dianggap belum cukup untuk sepenuhnya
memulihkan kepercayaan publik. Sejak kasus ini, Facebook terus menghadapi
sorotan dan pengawasan ketat, yang menunjukkan bahwa publik dan pemerintah
masih belum sepenuhnya percaya pada upaya yang dilakukan
REKOMENDASI PERBAIKAN
Untuk mencegah terulangnya
skandal seperti Cambridge Analytica, Facebook perlu melakukan sejumlah langkah
signifikan. Pertama, transparansi mengenai penggunaan data pengguna harus
ditingkatkan dengan memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami. Kedua,
pengguna harus diberikan kendali yang lebih besar atas data pribadi mereka,
seperti opsi untuk mengatur secara detail siapa yang dapat mengakses data
tersebut. Ketiga, keamanan data perlu diperkuat dengan enkripsi yang lebih baik
dan sistem deteksi ancaman yang lebih canggih.
Selain itu, Facebook harus lebih
selektif dalam memilih mitra bisnis dan melakukan verifikasi yang ketat
terhadap aplikasi pihak ketiga. Edukasi pengguna tentang pentingnya privasi
data juga menjadi kunci. Terakhir, Facebook perlu memastikan bahwa semua praktik
bisnisnya sesuai dengan peraturan perlindungan data yang berlaku dan membangun
budaya perusahaan yang mengutamakan privasi data. Yang pada intinya Facebook
harus menjadikan privasi data sebagai prioritas utama dan bekerja sama dengan
semua pihak untuk membangun kepercayaan pengguna kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar